kebijakan jokowi membangun transportasi jakarta
Setelah menunggu selama lima tahun,
akhirnya proyek angkutan masal yang dulunya terbengkalai akan segera
dinikmati tahun 2016. Indonesia menuju babak baru, mensejajarkan dirinya dengan
negara-negara maju dalam memberikan pelayanan transportasi massalterbaik bagi
warganya.
Namun pekerjaan mengurai kemacetan
dari Gubernur DKI Jakarta Jokowi tidak akan selesai begitu saja setelah monorel
dibangun. Menurutnya, jika pembangunan monorel tidak disertai dengan
regulasi pembatasan kendaraan pribadi secara tegas, maka Jakarta akan tetap
macet. Mengapa? Orang kaya akan tambah bersemangat menambah satu mobil
pribadinya lagi. Soalnya enak sih…kan Jakarta sudah tidak
macet lagi.
Awalnya memang berkat keberadaan
monorel Jakarta dapat sedikit terbebas dari kemacetan total. Namun seiring
terus bertumbuhnya animo pembelian kendaraan pribadi, maka Jakarta di masa
mendatang akan kembali macet. Penyebabnya adalah membludaknya mobil pribadi
yang mengakses jalan-jalan di Jakarta.
Kabin monorel
Dengan demikian monorel tidak menjamin Jakarta bebas macet
jika tidak disertai dengan regulasi pembatasan kepemilikan kendaraan pribadi.
Contohnya saja Thailand. Negara ini sudah lebih dahulu mempunyai monorel dan
bahkan MRT. Namun jika berkunjung ke negara tersebut, hampir di semua jalan
tetap dijumpai kemacetan lalu lintas yang di dominasi oleh kendaraan/mobil
pribadi.
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor
(Gaikindo), penjualan kendaraan roda empat di Indonesia sampai dengan akhir
tahun 2010 mencapai 23-24 juta unit mobil. Pada tahun 2011, penjualan
mobil pribadi ini bertambah secara fantastis sebanyak 745.699 unit. Jadi animo
kepemilikan mobil pribadi bakal terus bertambah seiring dengan
meningkatnya kemakmuran ekonomi bagi sekelompok orang tertentu atau ‘dinasty’
tertentu.
Beda dengan negara tetangga terdekat kita Singapura. Seperti
yang telah kita ketahui bersama, Singapura adalah negara yang juga menyediakan moda
transpotasi monorel bagi warganya. Kebijakan pembangunan monorel di Singapura
disertai dengan kebijakan regulasi pembatasan kendaraan pribadi.
Sebab untuk apa pemerintah mengusahakan monorel jika pada
akhirnya sarana ini tidak digunakan secara makasimal secara menyeluruh bagi
warganya. Maka, pemerintah Singapura telah mengeluarkan regulasi pemilikan
kendaraan pribadi yang isinya sangat keras dan tegas.Regulasi ini berdampak secara
nyata dengan minimnya orang Singapura yang berkeinginan memiliki mobil pribadi.
Pemerintah Singapura tidak memberi kemudahan bagi warganya
yang hendak membeli mobil pribadi. Kepemilikan kendaraan pribadi ini oleh
pemerintah Singapura dibatasi berbagai macam cara, salah satunya pajak kepemilikan
mobil yang sangat teramat mahal.
Singapura juga menerapkan kebijakan sistem kuota (vehicle
quota system). Kebijakan ini tidak mengizinkan kepemilikan mobil-mobil tua.
Artinya setiap lima tahun sekali, pemilik mobil pribadi harus mengganti
mobilnya dengan mobil yang baru. Mobil-mobil usia tua tidak boleh
diperjualbelikan di Singapura. Kuota kepemilikan mobil baru dibatasi,
hanya lima tahun sekali.
Selain itu, pemerintah Singapura juga menerapkan Electronic
Road Pricing (ERP). Dengan sistem ERP, pemilik mobil harus
menyiapkan dana sangat untuk perlintasan kendaraannya. Oleh karena itu,
masyarakat Singapura berpikir beribu kali jika ingin memiliki mobil karena
pengetatan dari berbagai lini tersebut. Lebih baik naik monorel,deh!
Di Singapura, bagi warganya yang ingin membeli mobil untuk
urusan berdagang pun sangat luar biasa ketatnya. Mereka diwajibkan
memiliki izin resmi dari pemerintah sebelum membeli motor/mobil. Pengurusan
izin di pemerintah pun sangat sulit dan ketat, tidak ada istilahnya sogok
menyogok.
Selain faktor-faktor diatas yang membuat orang Singapura
yang kaya sekali pun enggan membeli mobil adalah harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang
sangat mahal. Sebab Pemerintah Singapura tidak memberikan sesen pun untuk
mensubsidi BBM.
Intinya, Jokowi mulai saat ini harus memikirkan regulasi
yang ketat untuk membatasi kepemilikan kendaraan pribadi guna mendukung suksesnya
keberadaan monorel sebagai moda transportasi massal di Jakarta. Transportasi
massal harus segera diwujudkan, di sisi lain penjualan mobil pribadi tetap
perlu pembatasan yang setegas-tegasnya.
Nah, siapa saja yang sudah pasti menggunakan moda transpotasi
monorel di Jakarta ini?
1. Pengguna terbanyak tentulah warga Jakarta yang tidak
memiliki kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor.
2. Di urutan kedua adalah para pemilik sepeda motor
yang beralih pada layanan monorel dengan alasan monorel lebih nyaman, aman, dan
santai.
3. Pemilik mobil pribadi yang hanya memiliki 1 buah
mobil, tetapi masing-masing anggota keluarganya
mempunyai rute bepergian yang
berbeda jalur satu dengan yang lainnya. Jadi sangat tidak mungkin hanya dengan
satu mobil saja bisa memenuhi kebutuhan tarnspotasi keluarga. Contoh: Sesuai
jadwal rutin. Suami pergi ke kantor, anak tertua ke kampus, anak kedua di SMU,
anak ke tiga SMP, dan si istri mengantarkan mertua yang berumur 70 tahun
kontrol kesehatan di rumah sakit. Mana yang lebih membutuhkan kendaraan
pribadi? Ya jawabnya semua harus mengalah pada jadwal kunjungan rumah sakit si
nenek mengingat usianya sudah 70 tahun dan tidak mungkin naik monorel.
Nah, jika tidak ada regulasi pembatasan kepemilikan mobil
pribadi, andaikan dalam keluarga tersebut mereka memiliki lebih dari satu mobil
atau bahkan masing-masing anggota keluarganya dibelikan mobil, apakah dijamin
mereka akan naik monorel? Oh tentu tidak bukan? Mereka pasti menuju tempat
aktivitasnya dengan mobil pribadi.
Bila monorel sudah berfungksi di Jakarta, maka
keluarga-keluarga kaya di Jakarta yang memiliki kendaraan lebih dari dua
akan semakin rajin memakai kendaraan pribadi. Mengapa? Soalnya nyaman sih,
bukankah Jakarta sudah tidak macet lagi. Alhasil, melihat jalan yang sudah
tidak macet ini, akan semakin menimbulkan keinginan orang-orang kaya membeli
beberapa kendaraan pribadi.
Betul di Jakarta banyak warganya yang miskin, tetapi jangan
lupa, hampir semua orang kaya raya yang ada di seluruh Indonesia mempunyai
rumah di Jakarta. Selama berada di ibukota negara, kemana pun orang kaya pergi,
pastilah pakai mobil pribadi. Sebab sampai saat ini, bagi banyak orang, mereka
memandang bawa mobil adalah lambang prestisius, lambang kemakmuran hidup seseorang.
Ayo Jokowi, segera desak pemerintah pusat untuk bekerjasama
membuat regulasi pembatasan kepemilikan mobil pribadi yang sangat ketat di
wilayah Jakarta!
(Puri Areta)
Making Money by Betting on Horse Racing - Work
BalasHapusLearn about the different ways to make money from betting on horses and find out how to earn money online. Learn about betting on horse หารายได้เสริม racing betting